Pages

Sabtu, 15 Februari 2014

Web 2.0


Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O'Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama pada tahun 2004,[1] merujuk pada generasi yang dirasakan sebagai generasi kedua layanan berbasis web—seperti situs jaringan sosial, wiki, perangkat komunikasi, dan folksonomi—yang menekankan pada kolaborasi online dan berbagi antar pengguna. O'Reilly Media, dengan kolaborasinya bersama MediaLive International, menggunakan istilah ini sebagai judul untuk sejumlah seri konferensi, dan sejak 2004 beberapa pengembang dan pemasar telah mengadopsi ungkapan ini.

Walaupun kelihatannya istilah ini menunjukkan versi baru daripada web, istilah ini tidak mengacu kepada pembaruan kepada spesifikasi teknis World Wide Web, tetapi lebih kepada bagaimana cara si-pengembang sistem di dalam menggunakan platform web. Mengacu pada Tim Oreilly, istilah Web 2.0 didefinisikan sebagai berikut:

"Web 2.0 adalah sebuah revolusi bisnis di dalam industri komputer yang terjadi akibat pergerakan ke internet sebagai platform, dan suatu usaha untuk mengerti aturan-aturan agar sukses di platform tersebut. ”

Kelebihan dan kekurangan web 2.0

Dengan adanya Web 2.0 yang memungkinkan semua pengguna saling memberi masukan maka terjadi pengumpulan informasi yang sangat banyak (contoh Wikipedia). Karena tidak ada (jarang) yang melarang untuk menulis apapun maka terjadi demokratisasi dalam dunia digital. Karena sumber informasinya banyak maka orang dengan mudah dapat mencari informasi yang lebih lengkap dan berimbang, tidak hanya dari satu arah saja. Dengan demikian orang dengan dapat lebih tepat mengambil keputusan. Contoh yang mudah adalah sekarang di Internet kita dapat membaca surat kabar, sebagai sumber berita, dari banyak negara dengan mudah. Informasi yang beragam dapat saling melengkapi.
Kekurangan dari Web 2.0 adalah karena sifat terbukanya. Mungkin kita sudah menerapkan pengamanan. Namun karena kebanyakan kita menaruh data di server gratisan maka kita tidak bisa menuntut kalau data hilang atau sistem down. Web 2.0 juga menjadikan pengguna sangat tergantung pada Internet sehingga jika akses Internet putus pengguna tidak mempunyai alternatif lain. Pada aplikasi yang berat membutuhkan bandwidth yang besar, mungkin pada awalnya saja, sehingga untuk Indonesia terasa kurang cocok menggunakan aplikasi Web 2.0 yang berat-berat.

Dampak  yang diberikan web 2.0 pada dunia Internet saat ini

Dampak baiknya adalah banyak informasi terkumpul dengan begitu cepat karena ditulisa oleh sekian banyak pengguna Internet seperti yang terjadi pada Wikipedia atau Weblog. Selain itu jika aplikasi Web 2.0, office misalnya, dapat berjalan dengan lancar maka kita tidak perlu memasang aplikasi tersebut di lokal. Akibat lainnya adalah pada penggunaan bandwidth, makin banyak aplikasi yang berat, makin penuh jalur lalu lintas data di Internet. Pada akhirnya diperlukan peningkatan bandwidth. Dampak Internet secara umum yang berhubungan dengan pertukaran data adalah dengan mudahnya orang saling bertukar berkas audio ataupun video ataupun berkas-berkas yang seharusnya rahasia perusahan atau tempat kerja. Kemudahan itu mengakibatkan mudahnya pula orang melanggar hak cipta ataupun pembajakan produk. Oleh karena itu kita perlu menyikapi perkembangan atau kemajuan teknologi dengan bijaksana. Kita harus hati-hati untuk memunculkan informasi ataupun berkas ke Internet, dengan sebelumnya meneliti merenungkan apakah yang kita perbuat itu dapat menguntungkan orang lain. Janganlah kita lakukan jika hal ini dapat menimbulkan kerugian orang banyak.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Web_2.0
http://kielanto.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-web-20.html

0 komentar:

Posting Komentar